Contoh Laporan Reaksi Redoks
Laporan Praktikum Kimia
REAKSI REDOKS
Oleh:
Nama Muhammad
Nur Slamet
Kelas X MIA 2 No.Urut 18
Guru
Pembimbing Andi Hasnaenih, S.Pd M.Pd
LABORATORIUM
UNIT KIMIA
SMA
NEGERI 2 RAHA
2013
/ 2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah ,segala puji hanya
kepada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Dan dengan izin
serta pertolongan-NYA sehingga laporan praktikum ini dapat saya selesaikan.
Laporan praktikum yang berjudul reaksi redoks
ini disusun guna memberikan pengalaman yang lebih mendalam serta untuk menambah
wawasan sebagai taman sumber informasi kepada para siswa agar mampu menerapkan
pengetahuannya dalam menghadapi masalah kehidupan dan tekhnologi khususnya mata
pelajaran kimia.
Dalam penulisan laporan praktikum ini, tidak
terlepas dari bantuan guru dan asisten mata pelajaran, yaitu mata pelajaran
kimia. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya sebagai penyusun laporan
praktikum ini, mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya karena
telah mambantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Akhirnya dengan penuh kerendahan hati, saya
sadari bahwa laporan praktikum ini masih kurang sempurna sehingga segala saran
dan kritik yang membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini. Selepas dari itu semua, saya harapkan agar laporan praktikum ini
dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Raha
25 April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ....................................................................................... i
Kata
Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar
Isi ................................................................................................ iii
Abstrak
.................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................
C. Tujuan
Praktikum ........................................................................
D. Kegunaan
.......................................................................................
BAB
II LANDASAN TEORI..............................................................
A. Deskripsi
Teori...........................................................................
B. Kerangka
Pikir..............................................................................
C. Hipotesis.......................................................................................
BAB
III METODE PENELITIAN......................................................
A. Alat
dan Bahan..............................................................................
B. Prosedur
Kerja.............................................................................
C. Variabel..........................................................................................
BAB
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.................
A. Hasil
Pengamatan.........................................................................
B. Pembahasan
..................................................................................
BAB
V
PENUTUP....................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
OLEH:
MUHAMMAD NUR SLAMET
NIS. 1311521
PEMBIMBING : ANDI
HASNAENI, S.Pd M.Pd
ABSTRAK
Laporan ini berjudul Larutan Reaksi redoks,
yang bertujuan agar siswa
mampu mengamati beberapa reaksi redok. Adapun bahan yang diuji adalah Magnesium,
seng, dan besi pada paku.
Pada
praktikum ini kami melakukan proses pengujian reaksi redoks dengan dua cara
yaitu dengan pembakaran pada pita Magnesium dan dengan pelarutan pada tembaga(ii)
sulfat pada seng dan besi. Pada pembakaran pita magnesium, warna pita yang
mula-mula putih mengkilap menjadi abu-abu. Hal ini dikarenakan adanya
pengikatan oksigen pada pita magnesium atau dikenal dengan oksidasi. pelarutan
seng dan paku pada larutan tembaga(ii) sulfat, ada warna kehitaman pada bagian
yang terkena larutan. Hal ini dikarenakan reaksi tersebut mengalami pertambahan
dan penurunan bilangan oksidasi atau dijadikan konsep sebagai reaksi reduksi
oksidasi (redoks).
Dari
hasil pengamatan praktikum kali ini didapatkan bahwa Berdasarkan pembakaran
magnesium maka didapatkan teori bahwa konsep oksidasi merupakan reaksi
pengikatan oksigen. Sedangkan Berdasarkan pelarutan seng dan besi pada
tembaga(ii) sulfat maka didapatkan teori bahwa reaksi reduksi adalah reaksi
penurunan bilangan oksidasi dan reaksi oksidasi adalah reaksi pertambahan
bilangan oksidasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Reaksi
kimia tidak pernah lepas dari berbagai fenomena alam yang ada di sekitar kita.
Sebagai contoh, keberadaan oksigen dalam udara sesungguhnya merupakan lingkaran
proses kimia yang dilakukan oleh tumbuhan dan manusia dengan bantuan matahari.
Tumbuhan memanfaatkan CO2 yang dibuang manusia untuk proses fotosintesis dengan
bantuan sinar matahari. Proses fotosintesis tersebut menghasilkan O2 yang
dihirup oleh manusia. Manusia mengeluarkan CO2 dan dimanfaatkan oleh tumbuhan,
begitu seterusnya membentuk sebuah siklus.
Selain
yang bersifat alamiah, reaksi oksidasi dan reduksi juga terjadi dalam berbagai
industri yang menghasilkan bahan-bahan yang dimanfaatkan manusia. Industri
pelapisan logam adalah salah satu contoh industri yang memanfaatkan prinsip
reaksi redoks.
Pengetahuan
manusia mengenai reaksi redoks senantiasa berkembang. Perkembangan konsep
reaksi redoks menghasilkan dua konsep, klasik dan modern. Awalnya, reaksi
redoks dipandang sebagai hasil dari perpindahan atom oksigen dan hidrogen.
Oksidasi merupakan proses terjadinya penangkapan oksigen oleh suatu zat.
Sementara itu reduksi adalah proses terjadinya pelepasan oksigen oleh suatu
zat. Oksidasi juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya pelepasan hidrogen
oleh suatu zat dan reduksi adalah suatu proses terjadinya penangkap hidrogen.
Oleh karena itu, teori klasik mengatakan bahwa oksidasi adalah proses
penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen. Di sisi lain, reduksi adalah
proses kehilangan oksigen dan penangkapan hidrogen. (Arifatun. 2007: 131)
Di
sekitar kita terdapat berbagai proses kimia yang dapat dijelaskan dengan konsep
reaksi redoks. Contohnya proses pembakaran bahan bakar, bahan makanan menjadi
basi karena teroksidasi oleh udara, penggunaan baterai sebagai sumber listrik,
penyepuhan logam, dan perkaratan. Pengertian oksidasi-reduksi berkembang sesuai
dengan konsep-konsep yang menyertainya, mulai dari konsep penggabungan dan
pelepasan oksigen, konsep pengikatan dan pelepasan elektron, serta konsep
bilangan oksidasi. Konsep ini sangat membantu dalam penjelasan proses
oksidasi-reduksi. Pada reaksi redoks dikenal zat-zat oksidator danreduktor.
Pada bab ini akan dijelaskan perkembangan konsep reaksi redoks, tata nama
berdasarkan bilangan oksidasi, dan penerapa konsep redoks. Salah satu reaksi
kimia yang terpenting adalah reaksi oksidasi-reduksi. Reaksi ini tidak dapat
dibahas satu per satu, sebab keduanya tidak dapat dipisahkan. Jika terjadi
reaksi oksidasi selalu disertai reaksi reduksi. Pada mulanya, kira-kira pada
abad ke-19, ahli kimia meninjau reaksi redoks hanya dari konsep reaksi dengan
oksigen. Kini konsep reaksi redoks mengalami perkembangan yaitu ditinjau dari
pengikatan dan pelepasan elektron serta perubahan bilangan oksidasi.
(Ari
Harnanto. 2007: 132-133)
Reaksi
redoks merupakan kegiatan dari reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi redoks
sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perkaratan besi, perubahan
warna daging apel menjadi kecokelatan kalau dikupas merupakan contoh peristiwa
oksidasi. Sehingga reaksi redoks
dikatakan penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan electron
dan berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
B. RUMUSAN
MASALAH
Apakah yang ditimbulkan
pada saat terjadinya reaksi redoks?
C. TUJUAN
PRAKTIKUM
Mengamati beberapa
reaksi redoks.
D. KEGUNAAN
1. Sebagai
tempat untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
2. Sebagai
sumber informasi jika ada penelitian lebih lanjut.
3. Sebagai
lembaga penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DESKRIPSI
TEORI
Seiring
dilakukannya berbagai percobaan, konsep redoks juga mengalami perkembangan.
Muncullah teori yang lebih modern yang hingga saat ini masih dipakai. Dalam
teori ini disebutkan bahwa:
a. Oksidasi adalah
proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat
yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
b. Reduksi adalah
proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat.
Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Teori
ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya
dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai
proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.
Ada 3 konsep mengenai reaksi redoks
yaitu sebagai berikut:
1. Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen
Konsep
reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai
cakupan konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi
ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi penggabungan/ pengikatan
suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat
disebut reaksi reduksi.
Contoh reaksi oksidasi:
a. C(s) + O2(g)
→CO2(g)
b. 4 Fe(s) + 3 O2(g)
→2 Fe2O3(s)
Pada
reaksi di atas C mengikat O2 membentuk CO2. Demikian juga
Fe, Cu, S, dan SO2 berturut-turut menjadi Fe2O3,
CuO, SO2, dan SO3 setelah mengikat oksigen. Jadi, C, Fe,
Cu, S, dan SO2 telah mengalami reaksi oksidasi.
Contoh reaksi reduksi:
a. 2 SO3(g) →2 SO2(g)
+ O2(g)
b. 2 KClO3(s) →2 KCl(s)
+ 3 O2(g)
c. 2 KNO3(aq) →2 KNO2(aq)
+ O2(g)
pada
reaksi diatas, SO3 melepaskan oksigen membentuk SO2,
demikian juga KClO3 dan KNO3 masingmasing melepaskan
oksigen menjadi KCl dan KNO2. Jadi, SO3, KClO3,
dan KNO3 mengalami reaksi reduksi. Pada reaksi termit menghasilkan
besi cair yang sering digunakan untuk mengelas benda-benda dari besi, reaksinya
adalah
2 Al(s) + Fe2O3(s)
→2 Fe(l) + Al2O3(s)
Al
mengikat oksigen membentuk Al2O3 berarti Al mengalami
oksidasi. Fe2O3 melepaskan oksigen membentuk Fe. Jadi, Fe2O3
mengalami reduksi. Pada reaksi termit tersebut oksidasi dan reduksi terjadi
bersamaan, reaksi seperti ini disebut reaksi
redoks(Iman Rahayu. 2009: 107-109).
2. Konsep Redoks Berdasarkan Penyerahan dan Penerimaan Elektron
Atom
Mg memiliki konfigurasi elektron 2 8 2 sehingga electron valensinya 2. Adapun
konfigurasi elektron atom Cl adalah 2 8 7 sehingga elektron valensinya adalah
7. Untuk mencapai kestabilannya, atom Mg harus melepaskan 2 elektron, sedangkan
atom Cl membutuhkan 1 elektron. Jadi, atom Mg memberikan masing-masing 1
elektron kepada 2 atom Cl sehingga 1 atom Mg mengikat 2 atom Cl. Setelah
melepaskan 2 elektron, atom Mg menjadi ion Mg2+. Adapun atom Cl menjadi ion Cl–
setelah menerima 1 elektron. Senyawa yang terbentuk adalah MgCl2. Reaksi kimia
yang terjadi pada pembentukan ikatan MgCl2 dapat juga dituliskan melalui
tahapan berikut.
Mg(s) → Mg2+(aq) + 2 e– × 1
Cl2(g) + 2e– → 2 Cl–(aq) × 1
Mg(s) + Cl2(g) → Mg2+(aq) + 2 Cl–(aq) → MgCl2(aq)
Mg(s) → Mg2+(aq) + 2 e– merupakan reaksi
oksidasi, sedangkan Cl2(aq) + 2 e–→
2 Cl–(aq) merupakan reaksi reduksi. Berdasarkan pada contoh ini, reaksi
oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reaksi reduksi adalah
reaksi penerimaan elektron. Zat yang mengalami reaksi oksidasi disebut
reduktor, sedangkan zat yang mengalami reaksi reduksi disebut oksidator. Jadi,
Mg merupakan reduktor dan Cl2 merupakan oksidator(Yayan Sunarya. 2007: 124-126).
3. Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Bilangan
oksidasi atau tingkat oksidasi diterangkan berdasarkan komposisi senyawa,
keelektronegatifan relatif unsur, dan menurut beberapa aturan. Aturan untuk
menentukan bilangan oksidasi unsur adalah sebagai berikut.
1) Bilangan oksidasi atom unsur bebas
adalah nol.
3) Bilangan oksidasi
oksigen dalam senyawa nya sama dengan
–2, kecuali dalam peroksida
misalnya, H2O2, Na2O2, BaO2 = –1, dan dalam OF2 sama dengan +2.
4) Bilangan oksidasi
suatu ion monoatomik sama dengan muatannya.
5) Dalam senyawa,
bilangan oksidasi unsur golongan alkali sama dengan +1, dan unsur golongan
alkali tanah sama dengan +2.
7) Jumlah bilangan
oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion yang terdiri atas beberapa unsur sama
dengan muatannya.
CuO + H2 →Cu + H2O
(+2)(-2) (0) (0) (+1)(-2)
Oksidator : CuO hasil oksidasi : H2O
Reduktor : H2 hasil reduksi : Cu
Bilangan
oksidasi Cu pada CuO = +2 dan pada Cu = 0. Bilangan oksidasi Cu mengalami
penurunan dari +2 menjadi 0. Bilangan oksidasi H pada H2 = 0 dan pada H2O = +1.
Bilangan oksidasi H mengalami kenaikan dari 0 menjadi +1. Pada reaksi tersebut
dinyatakan CuO mengalami reduksi dan H2 mengalami oksidasi. Dengan demikian
berdasarkan perubahan bilangan oksidasinya, oksidasi adalah peristiwa kenaikan
bilangan oksidasi dan reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi. Pada
reaksi ini CuO bertindak sebagai oksidator. H2 bertindak sebagai reduktor(Arifatun.2007132).
B. KERANGKA
PIKIR
C. HIPOTESA
Yang
ditimbulkan saat terjadinya reaksi redoks adalah pengikatan oksigen/pelepasan
oksigen, pelepasan electron/ penyerapan electron, dan penurunan
biloks/pertambahan biloks.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
ALAT DAN BAHAN
A.
ALAT
|
JUMLAH
|
1.
Tang besi
|
1
buah
|
2.
Pembakar spiritus
|
1
buah
|
3.
Gelas kimia
|
2
buah
|
4.
Cawan porselin
|
1
buah
|
5.
Larutan tembaga(II)sulfat
|
1
buah
|
B.
BAHAN
|
|
1.
Logam Mg
|
1
cm2
|
2.
Logam Zn
|
1
cm2
|
3.
Logam Fe
|
1
buah paku
|
B.
PROSEDUR KERJA
1. Menggunting
logam Mg sepanjang 2 cm, lalu dibakar dengan tang besi, memasukkan abu yang
terjadi kedalam cawan porselin. Mengamati
perubahan dan mencatat hasilnya.
2. Menggunting
logam Zn dan memasukkan kedalam gelas kimia yang telah diisi larutan
tembaga(ii) sulfat. Mengamati perubahannya dan mencatat hasilnya.
3. Menggunting
logam Fe dan memasukkan kedalam gelas kimia yang telah diisi larutan
tembaga(ii) sulfat. Mengamati perubahannya dan mencatat hasilnya.
C.
VARIABEL
Ø Variabel
bebas :
Ø Variabel
respon :
Ø Variabel
control :
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
PENGAMATAN
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum
kali ini yang berjudul reaksi redoks yang bertujuan agar siswa mampu mengamati
beberapa reaksi redoks. Adapun alat yang kami gunakan yaitu tang besi, pembakar
spiritus, gelas kimia, cawan porselin, dan larutan tembaga(ii) sulfat.
Sedangkan bahan yang kami gunakan yaitu logam magnesium, logam seng dan logam
besi.
Pada kegiatan
pertama kami melakukan percobaan terhadap logam magnesium. Logam Mg kami
gunting sepanjang dua senti meter dan kemudian kami menjepitnya menggunakan
tang besi. Setelah itu kami nyalakan pembakar spiritus dan kami bakar logam Mg
tersebut sampai menyala terang. Kemudian abu sisa pembakaran tersebut kami
masukkan kedalam cawan porselin. Lalu mengamati perubahan yang terjadi.
Ternyata warna logam Mg sebelum dibakar putih mengkilap, berubah menjadi
abu-abu. Hal ini menunjukkan bahwa logam magnesium teroksidasi oleh oksigen
pada proses pembakaran. Munculah konsep bahwa oksidasi adalah peristiwa
pengikatan oksigen.
Pada kegiatan
kedua kami melakukan percobaan pada logam seng logam. Terlebih dahulu logam
seng kami amplas agar mudah diamati pada saat dilarutkan kedalam larutan
tembaga(ii) sulfat. Lalu logam Zn digunting dengan luas dua centimeter persegi
dan kemudian dimasukkan kedalam larutan tembaga(ii) sulfat. Beberapa menit kemudian
logam seng yang berwarna putih mengkilap berubah menjadi kehitaman. Hal ini
menunjukkan logam seng teroksidasi sesuai persamaan reaksi berikut:
Berdasarkan
persamaan reaksi tersebut dapat dilihat bahwa bilangan oksidasi Zn meningkat
dari 0 menjadi +2 menunjukkan Zn mengalami oksidasi dan bilangan oksidasi Cu
menurun dari +2 menjadi 0 menunjukkan Cu mengalami reduksi. Muncullah konsep
bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan bilangan oksidasi dan reaksi
reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Pada
kegiatan ketiga kami melakukan percobaan pada logam besi. Lalu logam besi
dimasukkan kedalam larutan tembaga(ii) sulfat. Beberapa menit kemudian logam
besi yang berwarna putih mengkilap berubah menjadi kehitaman. Hal ini
menunjukkan logam besi teroksidasi sesuai persamaan reaksi berikut:
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut dapat dilihat
bahwa bilangan oksidasi Fe meningkat dari 0 menjadi +3 menunjukkan Fe mengalami
oksidasi dan bilangan oksidasi Cu menurun dari +2 menjadi 0 menunjukkan Cu
mengalami reduksi. Muncullah konsep bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi
peningkatan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan
bilangan oksidasi.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan
pembakaran magnesium maka didapatkan teori bahwa konsep oksidasi merupakan
reaksi pengikatan oksigen.
2. Berdasarkan
pelarutan seng pada tembaga(ii) sulfat maka didapatkan teori bahwa reaksi
reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi dan reaksi oksidasi adalah
reaksi pertambahan bilangan oksidasi.
B. SARAN
Saran
saya buat kakak asisten yang sedang KKN agar bisa memberikan pelajaran dengan
baik disertai dengan konsep-konsep yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
agar pikiran siswa tidak abstrak artinya dapat dirasakan oleh diri sendiri sehingga
siswa dapat berimajinasi untuk mengetahui konsep-konsep yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anifah,
Arifatun. 2007. Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X.
Klaten: PT. Cempaka Putih.
Harnanto, Ari.
2007. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta:
SETI-AJI
Kimia, Tim .
2009. Penuntun Praktikum kimia kelas X. Raha:
laboratorium unit kimia SMA Negeri 2 Raha.
Permana, Irvan.
2007. Memahami Kimia SMA/MA Untuk Kelas X.
Bandung: Intan Pariwara.
Rahayu, Iman.
2007. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X. Jakarta:
Visindo Media Persada.
Sunarya, Yayan.
2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X.
Bandung: Setia Purna Inves.
Utami, Budi.
2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Surabaya: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Komentar
Posting Komentar